3 Januari 2012: Detik-detik Tragedi Hitam Blogernas
Siang itu, 3 Januari 2012, saya kembali membuka akun utama Facebook saya sebagai admin Blogernas, setelah akun itu ditutup sementara oleh Facebook sejak 30 Desember 2011. Dengan laporan bahwa akun itu telah disusupi pihak lain yang gagal menembusnya. Berkali-kali saya mencoba login, gagal. Hingga akhirnya saya dimnita untuk konfirmasi. Via email, via foto pertemanan dan via ponsel.
Jari ini gemetar meloncat kesana kemari dilandasan pacu keyboard laptop. Sejumlah browser menjadi serdadu yang berpacu login kesana kamari. Dari Mozilla, Chrome, sampai Opera. Dan sejumlah utilities juga ikut terlibat. Tune-Up, Registry Booster dan CCleaner, tak henti-henti membunuh cookies dan clear case.
Matahari sudah hampir padam di ufuk senja.
Akun utama admin Blogernas tak kunjung berhasil saya tembus.
Sedang beberapa nomor ponsel sudah habis untuk dijadikan sandaran konfirmasi, setelah sehari semalam tidak sempat melepas lelah.
Saya terkapar tak sadarkan diri,
Diatas kursi yang tak bersalah....
Malamnya, tepat jam 22.00 WIB, saya tersadar, bangun
Saya lihat laptop masih menyala. Hawa panas disela-sela keyboard menyengat telapak tangan saya. Deru mesin kipas pendingin terdengar semakin keras.
Tapi apa hendak dikata:
"Ini jihad laptop. Blogernas sedang sakarat dan tentu kamu ikut terlibat"
Dengan nafas menderu, saya kembali login. Tapi seperti sebelumnya masih gagal.
Facebook minta konfirmasi. Saya pilih via foto pertemanan.
Karena jatah nomor ponsel sudah habis. Sudah ditolak semuanya oleh sistem.
Walaupun sebelumnya saya selalu gagal menebak setiap foto yang ditampilkan.
Karena dengan jumlah teman diatas 2000, benar-benar sulit bagi saya untuk menebak semuanya secara acak. Tapi kali ini tekad saya sudah pekad: Sukes atau terkapar.
Dan tanpa saya duga .... ternyata berhasil.
Akun utama sebagai admin blogernas itu langsung terbuka.
Saya langsung mendarat ke halaman pengaturan akun.
Ingin mengganti email dan password.
Tapi saya terkejut, rupanya sebuah email tak dikenal sudah bercokol sebagai email utama (kenangan73@ymail.com). Sedang email saya, tak ada. Akibatnya, saya tidak bisa menambah email. Karena untuk menyimpannya, harus ditutup dengan password email utama.
Saya menarik nafas panjang.
Sesaat kemudian saya langsung mengintip blogernas grup dengan akun Erianto Anass (double "S"). Rupanya admin blogernas sudah bertambah dengan orang yang tak saya kenal. Dan akun Erianto Anas dan EA blogernas, sudah didepak. Wah? Tanpa pikir panjang, saya langsung menghapus namanya sebagai admin dan sekaligus memblokirnya. Kemudian kedua akun yang didepak pembajak tersebut kembali saya jadikan sebagai admin (Erianto Anas dan EA Blogernas).
Tanpa membuang-buang waktu kemudian saya langsung terbang ke email akun utama (Erianto Anas), untuk mengganti password. Hampir-hampir saya tidak bernafas karena buru-buru melakukannya. Dan akhirnya berhasil. Kemudian saya meloncat lagi ke browser lain, login ke email akun EA Blogernas, untuk mengganti password email. Dan berhasil tanpa masalah. Hmm ... Kemudian saya berlari kembali ke Mozilla. Saya ingin tau keadaan di blogernas. Saya langsung mengklik tombol refresh pada halaman blogernas. "Wah ... kok disuruh login? Bukankah saya belum logout?"
Saya memasukan email dan password, lalu ....
"Email yang anda masukan tidak terkait dengan akun ini"
????????
Tapi saya tetap mencoba untuk login. Tetap berusaha untuk melakukan konfirmasi. Tapi mendadak koneksi jaringan internet saya drop. Apapun yang diklik tidak ada yang jalan. Saya menelpon provider saya. Katanya tidak ada masalah dengan jaringan. Tanpa pikir panjang saya langsung merestar laptop. Dan begitu selesai booting, tanpa ba bi bu saya berlari kencang ke Chrome, kembali membuka blogernas dengan akun Erianto Anass (double "S"). Berhasil terbuka. Tapi saya terkejut. Rupanya semua akun saya sudah lenyap sebagai admin. Berganti dengan nama Sàiiá Zìzí Dwì NiçeLy. Dan saya lihat, kotak komentar juga sudah tertutup untuk saya. "Berarti saya sudah ditendang?"
Sementara inbox pada akun Erianto Anass mendadak banjir pesan. Tapi saya tidak sempat membuka. Yang saya sempat, hanya membaca beberapa umat blogernas kalang kabut menyaksikan kekacauan yang baru saja terjadi di blogernas. Sesaat saya sempat melirik ke sidebar kiri halaman akun Erianto Anass. Ada sebuah grup yang tak sempat saya cermati ada kata-kata blogernas. Saya langsung mengkliknya. Rupanya beberapa umat bogernas sudah berkumpul disana. Kemudian baru saya paksakan diri membuka beberapa inbox secara acak.
Ada pesan dari Tarzan Kota agar saya segera membuka grup baru sebagai pengganti blogernas. Saya sangat terharu atas empati dan suntikan motivasinya. Saya mengangguk. Tapi begitu hendak memulainya, tiba-tiba awan hitam menutupi langit pikiran saya. Dan semua jari saya enggan untuk bergerak. Sementara blogernas.blogspot tak pernah tersentuh. Sedang waktu sudah berjalan sehari penuh. Dari pagi hingga malam dan dari malam hingga pagi lagi. Ouw ....
Blogernas Grup sudah tumbang.
Akun Erianto Anas sudah mati.
Dibalik puing-puing reruntuhan blogernas, saya berdiri lemas.
Tapi sejurus kemudian: "Prakkk!" Tinju batin mendarat di dada ini. "Bangkit!"
Tanpa pikir panjang saya langsung membangun "Republik Blogernas", dengan menjadikan akun EA Blogernas sebagai adminnya. Dan begitu launching, sejumlah umat blogernas yang saya masukan langsung bersorak. Tampaknya revolusi baru meletus.
Tiba-tiba perut saya bernyanyi. Semalaman menempel di laptop hanya disiram air putih, roti dan rokok. Saya langsung berlari ke dapur. Yang saya temukan, hanya nasi dan telor rebus. Karena itulah yang sempat saya lakukan. Sudah resiko jika isteri tercinta dan anak-anak pulang mudik liburan sekolah.
Selesai makan, dengan semangat baru saya langsung mengintip Republik Blogernas. Saya merefresh Mozilla. Lalu login dengan akun Erianto Anass (double "S"). Apa yang terjadi? Rupanya akun EA Blogernas sebagai admin sudah tidak ada di Republik Blogernas. Bahkan juga sudah didepak keluar. Lalu diganti dengan siapa? Ternyata kosong. Tanpa pikir panjang saya langsung login dengan akun EA Blogernas via Google Chrome. Begitu saya klik tombol Masuk, muncul tulisan: "Akun ini sudah dinonaktifkan." Ha ...?
Petir menggelegar di sudut kamar. Halilintar menampar dada ini.
Gelap sudah mentari subuh di monitor saya. Hujan badai membasahi semua jejak perjuangan saya diatas puing blogernas dan Republik Blogernas.
Maka tinggallah saya tanpa grup dengan satu akun yang tersisa: Erianto Anass (double "S")
Begitulah detik-detik menjelang kematian Blogernas, sebuah neraka orang-orang gila. Sebuah medan tempur wacana telanjang bebas 99%. Kini, semuanya berakhir sudah.
Apakah semua itu membuat saya sadar dan kembali menjadi orang waras lagi beriman?
Tentu saja. Sekarang saya semakin sadar, bahwa negeri ini masih bar bar. Masih dikuasai oleh konspirasi otot dan mesin horor. Bukan oleh otak dan pencerahan dalam arti sebenarnya. Tapi masih dengan pembunuhan karakter dan teori politik bungkam dan hajar.
Apakah saya meratapi semua ini?
Ya, saya meratapi semua ini kenapa saya baru sadar. Kenapa saya baru sadar bahwa ini baru percikan kecil penderitaan orang-orang yang sudah jauh melampaui saya. Sidharta, Yesus, Muhammad, Hallaj, Gandhi, Nietzche, Fazlur Rahman, Che Guavara, Nasr Hamid Abu Zayd, Farag Fouda, dan masih banyak lagi. Mereka menjadi tawanan. Diburu, dipenjara, digantung, dibacok dan sebagian dibakar hidup-hidup. Tapi nama mereka, menjadi penghias bibir para orator dan pengkotbah dimana-mana. Menjadi asesories karya ilmiah para akademikus, hingga kini. Padahal di zamannya, mereka dianggap anjing terkutuk yang dilempari dan dikroyok masa.
Dan saya, belum ada apa-apanya.
Hanya seorang blogger sakit jiwa yang gemar melakukan onani.
Onani pikiran.
Maka selamatlah orang-orang yang meninggalkan saya.
Erianto Anass
0 comment:
Post a Comment
Blog ini tidak memiliki "rel nofollow", silahkan gunakan fasilitas ini dengan bijak. Dengan tidak adanya moderasi komentar, diharapkan untuk berkomentar dengan baik. Hendaklah tidak menulis kata-kata yang berbau pornografi dan SARA. Saya berhak menghapus komentar yang melanggar segala ketentuan saya diatas, harap maklum dan Terima Kasih