Suatu hari ada seorang "Ustadz" datang berkunjung kerumah. Beliau menanyakan kabar serta alasan saya; mengapa hampir 1 bulan ini saya tidak pernah "hadir" di mesjid. Berikut percakapannya :
Ustadz : "Assalamualaikum"
Saya : "Waalaikum salam Ustadz"
Ustadz : "Apa kabar ?"
Saya : "Baik Ustadz, Ustadz sendiri bagaimana kabarnya?"
Ustadz : "Alhamdulillah, semakin hari semakin baik"
Saya : "Alhamdulillah"
Ustadz : "Maaf, saya perhatikan anak sudah tidak pernah hadir lagi di mesjid, sibuk ?"
Saya : "Tidak juga Ustadz"
Ustadz : "Lho kenapa tidak ke mesjid?"
Saya : "Saya malas datang ke mesjid Tad"
Ustadz : "Astaghfirullah ! Mesjid itu rumah Allah, Allah sangat cinta kepada hamba-Nya yang datang ke mesjid"
Saya : "Termasuk orang yang sering datang ke rumah Allah untuk mencuri sandal atau sepatu Tad ?"
Ustadz : "Tentu tidak, Rasullullah pernah bersabda "Innamal 'amalu Binniat", semua tergantung dari niat. Jika datang ke mesjid niatnya untuk "maling", ya lain lagi urusannya"
Saya : "Bukankah sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, lalu mengapa sepulang sholat malah jadi maling Tad?"
Ustadz : "Itu karena sholat-nya tidak benar, hatinya masih kotor"
Saya : "Lalu untuk apa sholat Tad ? Bukankah seharusnya sholat itu untuk membersihkan hati dan jiwa ?"
Ustadz :"Mungkin sholatnya tidak benar sehingga hatinya tidak bersih"
Saya : "Wah kalau begitu hampir seluruh umat Islam di Indonesia sholatnya tidak benar dong, sebab saya perhatikan hampir seluruh kejahatan di tanda tangani oleh orang Islam Tad. Bahkan tidak sedikit para ulama yang justru melakukan tindakan keji dan munkar. Apa Ustadz juga mau bilang bahwa para ulama itu juga sholatnya tidak benar?"
Ustadz : "Maksudnya ?"
Saya : "Saya tidak ada maksud apa-apa, saya hanya bertanya, silahkan diminum dulu kopinya tad :)"
Setelah menyeruput beberapa teguk kopi, si Ustadz menjawab:
Ustadz: "Entahlah, saya sendiri juga malu dengan hal itu. Seharusnya sebagai publik figur bagi umat, mereka seharusnya berkelakuan yang baik agar umat dapat meniru mereka"
Saya :"Itulah sebabnya saya tidak sholat di mesjid Tad, saya sangat menyadari betapa tipisnya ilmu serta ke-imanan saya dibanding mereka. Jika mereka saja bisa "salah", lantas bagaimana dengan saya ?"
Ustadz: "Tidak sholat di mesjid, tapi sholat dirumah kan?"
Saya : " Untuk sholat yang Ustadz kira, saya sudah tidak pernah lagi Tad"
Ustadz :"Astaghfirullah ! Sholat itu tiang agama nak, sholatlah yang membedakan kita dengan umat lain"
Saya : "Bagi saya sholat tidak membedakan saya dengan umat lain Tad, sebab cara sholat kita itu sangat mirip dengan sholatnya Yahudi atau Kristen Ortodok. Bukankah Nabi pernah bersabda: "Kalian sungguh-sungguh akan mengikuti jalan orang2 sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai seandai mereka masuk ke lubang dhabb1 niscaya kalian akan masuk pula ke dalamnya. Kami tanyakan: "Wahai Rasulullah apakah mereka yg dimaksud itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau berkata: "Siapa lagi kalau bukan mereka?"" (HR Bukhari).
Ustadz : "Kata siapa sholat kita itu mengikuti mereka ?"
Saya : "Itulah kenyataannya, jadi jangan heran jika ada yang mengatakan bahwa Islam itu ajaran plagiat, karena umatnya memang benar-benar tukang contek"
Ustadz : "Dalam Surat 11:114, "Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat" Jadi sudah jelas kita harus sholat nak, sedangkan cara-cara nya seperti yang diajarkan Rasulullah"
Saya : "Saya percaya jika kita diperintahkan sholat oleh Allah, tapi saya tidak percaya bahwa tata cara sholat kita itu adalah ajaran Rasulullah"
Ustadz :"Jadi menurut anak, tata cara sholat itu bagaimana ?"
Saya :"Allah berfirman dalam Surah 29:45 "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" Sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Bagi saya, hanya perbuatan baik dan melaksanakan kewajiban terhadap sesama yang dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Jika melakukan sholat dan masih melakukan maksiat, ini berarti kita setuju bahwa Allah Tidak Maha Benar. Selama ini kita sudah menghina Allah dengan sholat, karena sholat kita benar-benar tidak mencegah perbuatah keji dan munkar, dan kita mengatakan bahwa sholat merupakan perintah Allah ?
Ustadz : "Ah itu kan hanya alasan anda tidak sholat serta mencari pembenaran tindakan anda, iya kan ?"
Saya : "Hahaha... Saya ini bukan anak kecil lagi yang suka mengada-ada alasan supaya lepas dari hukuman karena lalai melakukan tugas. Seandainya saya salah langkah, saya tidak akan segan-segan untuk kembali sholat dan tobat :)"
Ustadz: "Baiklah, pendapat anak saya saring dulu. Saya akan mempelajari hal ini, saran saya mohon untuk tidak menyebarkan ajaran ini, sebab anda bisa mati karena di cap sebagai KAFIR"
Saya :"Tenang tad, saya ini bukan nabi. Lagi pula saya masih takut mati dan sayang keluarga Tad :)"
Ustadz :"Baiklah, saya pamit dulu. Terima kasih atas kopi dan obrolannya. Wassalamualaikum !"
Saya :"Sama-sama ustadz. Wa'alaikumsalam. Kok buru-buru Tad?"
Ustadz :"Saya ada sedikit urusan, lain waktu kita sambung lagi ya !"
Saya : "Insya Allah"
Si Ustadz pun pulang. Ah saya pasti sudah dianggap KAFIR sama ustadz...
Ustadz : "Assalamualaikum"
Saya : "Waalaikum salam Ustadz"
Ustadz : "Apa kabar ?"
Saya : "Baik Ustadz, Ustadz sendiri bagaimana kabarnya?"
Ustadz : "Alhamdulillah, semakin hari semakin baik"
Saya : "Alhamdulillah"
Ustadz : "Maaf, saya perhatikan anak sudah tidak pernah hadir lagi di mesjid, sibuk ?"
Saya : "Tidak juga Ustadz"
Ustadz : "Lho kenapa tidak ke mesjid?"
Saya : "Saya malas datang ke mesjid Tad"
Ustadz : "Astaghfirullah ! Mesjid itu rumah Allah, Allah sangat cinta kepada hamba-Nya yang datang ke mesjid"
Saya : "Termasuk orang yang sering datang ke rumah Allah untuk mencuri sandal atau sepatu Tad ?"
Ustadz : "Tentu tidak, Rasullullah pernah bersabda "Innamal 'amalu Binniat", semua tergantung dari niat. Jika datang ke mesjid niatnya untuk "maling", ya lain lagi urusannya"
Saya : "Bukankah sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, lalu mengapa sepulang sholat malah jadi maling Tad?"
Ustadz : "Itu karena sholat-nya tidak benar, hatinya masih kotor"
Saya : "Lalu untuk apa sholat Tad ? Bukankah seharusnya sholat itu untuk membersihkan hati dan jiwa ?"
Ustadz :"Mungkin sholatnya tidak benar sehingga hatinya tidak bersih"
Saya : "Wah kalau begitu hampir seluruh umat Islam di Indonesia sholatnya tidak benar dong, sebab saya perhatikan hampir seluruh kejahatan di tanda tangani oleh orang Islam Tad. Bahkan tidak sedikit para ulama yang justru melakukan tindakan keji dan munkar. Apa Ustadz juga mau bilang bahwa para ulama itu juga sholatnya tidak benar?"
Ustadz : "Maksudnya ?"
Saya : "Saya tidak ada maksud apa-apa, saya hanya bertanya, silahkan diminum dulu kopinya tad :)"
Setelah menyeruput beberapa teguk kopi, si Ustadz menjawab:
Ustadz: "Entahlah, saya sendiri juga malu dengan hal itu. Seharusnya sebagai publik figur bagi umat, mereka seharusnya berkelakuan yang baik agar umat dapat meniru mereka"
Saya :"Itulah sebabnya saya tidak sholat di mesjid Tad, saya sangat menyadari betapa tipisnya ilmu serta ke-imanan saya dibanding mereka. Jika mereka saja bisa "salah", lantas bagaimana dengan saya ?"
Ustadz: "Tidak sholat di mesjid, tapi sholat dirumah kan?"
Saya : " Untuk sholat yang Ustadz kira, saya sudah tidak pernah lagi Tad"
Ustadz :"Astaghfirullah ! Sholat itu tiang agama nak, sholatlah yang membedakan kita dengan umat lain"
Saya : "Bagi saya sholat tidak membedakan saya dengan umat lain Tad, sebab cara sholat kita itu sangat mirip dengan sholatnya Yahudi atau Kristen Ortodok. Bukankah Nabi pernah bersabda: "Kalian sungguh-sungguh akan mengikuti jalan orang2 sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai seandai mereka masuk ke lubang dhabb1 niscaya kalian akan masuk pula ke dalamnya. Kami tanyakan: "Wahai Rasulullah apakah mereka yg dimaksud itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau berkata: "Siapa lagi kalau bukan mereka?"" (HR Bukhari).
Ustadz : "Kata siapa sholat kita itu mengikuti mereka ?"
Saya : "Itulah kenyataannya, jadi jangan heran jika ada yang mengatakan bahwa Islam itu ajaran plagiat, karena umatnya memang benar-benar tukang contek"
Ustadz : "Dalam Surat 11:114, "Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat" Jadi sudah jelas kita harus sholat nak, sedangkan cara-cara nya seperti yang diajarkan Rasulullah"
Saya : "Saya percaya jika kita diperintahkan sholat oleh Allah, tapi saya tidak percaya bahwa tata cara sholat kita itu adalah ajaran Rasulullah"
Ustadz :"Jadi menurut anak, tata cara sholat itu bagaimana ?"
Saya :"Allah berfirman dalam Surah 29:45 "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" Sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Bagi saya, hanya perbuatan baik dan melaksanakan kewajiban terhadap sesama yang dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Jika melakukan sholat dan masih melakukan maksiat, ini berarti kita setuju bahwa Allah Tidak Maha Benar. Selama ini kita sudah menghina Allah dengan sholat, karena sholat kita benar-benar tidak mencegah perbuatah keji dan munkar, dan kita mengatakan bahwa sholat merupakan perintah Allah ?
Ustadz : "Ah itu kan hanya alasan anda tidak sholat serta mencari pembenaran tindakan anda, iya kan ?"
Saya : "Hahaha... Saya ini bukan anak kecil lagi yang suka mengada-ada alasan supaya lepas dari hukuman karena lalai melakukan tugas. Seandainya saya salah langkah, saya tidak akan segan-segan untuk kembali sholat dan tobat :)"
Ustadz: "Baiklah, pendapat anak saya saring dulu. Saya akan mempelajari hal ini, saran saya mohon untuk tidak menyebarkan ajaran ini, sebab anda bisa mati karena di cap sebagai KAFIR"
Saya :"Tenang tad, saya ini bukan nabi. Lagi pula saya masih takut mati dan sayang keluarga Tad :)"
Ustadz :"Baiklah, saya pamit dulu. Terima kasih atas kopi dan obrolannya. Wassalamualaikum !"
Saya :"Sama-sama ustadz. Wa'alaikumsalam. Kok buru-buru Tad?"
Ustadz :"Saya ada sedikit urusan, lain waktu kita sambung lagi ya !"
Saya : "Insya Allah"
Si Ustadz pun pulang. Ah saya pasti sudah dianggap KAFIR sama ustadz...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteanalisa anda dari percakapan anda berdua sangatlah menarik dibaca; tapi saya yakin anda dan ustaz yang berkunjung kerumah anda adalah orang yang tidak adil dan menurut asumsi saya anda termasuk orang yang masih sangat jahil dan awam tentang Islam yang dibawa Rasulullah; saran saya pelajarilah lebih mendalam tauhid (ma'rifatullah); jika anda susah mencari standard ulama pewaris para nabi; coba pelajarilah kitab2 Imam yang 4 (imam hanafi, imam malik, imam syafi'i dan imam hambali) saya rasa jawaban anda tentang shalat sungguh keliru. coba anda syarah hadits tentang makna bertaqwa kepada Allah; atau bagaimana anda memahami bahwa Allah tidak butuh kepada makhluknya; dan jikapun anda merasa mampu mempelajari beberapa ayat al-quran; mustahil era kenabian muhammad menjadi plagiat apa2 yang diwahyukan melebihi kitab2 sebelumnya dan juga lebih unggul dari dunia modern; anda terlalu naif menganalisa; saya tantang anda membuat penelitian secara ilmiah kandungan Alquran.. mungkin hadits bagi anda telalu luas studinya. https://www.facebook.com/groups/x.trima/
ReplyDeleteKalau menurut saya sih, shalat itu bertujuan untuk mengingat Allah. itulah kenapa kita di wajibkan untuk shalat. Karena kesibukan kita setiap hari bisa membuat kita lupa pada Allah. dalam percakapan ini saya bisa menyimpulkan, kalau anda tidak faham makna shalat dan malas mempelajari tentang shalat, serta tentang makna dari setiap bacaan dalam shalat. walaupun saat ini saya akui sudah banyak manusia yang tidak takut pada azab Allah, bukan karna mereka tidak tahu, tapi karna mereka mengabaikannya. Ya.. memang benar Allah tidak seperti orang tua kita yang akan langsung memukul kita, jika kita bersalah. Karna Allah juga melihat orang2 bertaqwa yang terkait dengan kita. ("kiamat tidak akan terjadi selama masih ada yang mengingat Allah" bukti keterkaitannya sesama manusia). Karna itulah ada yang namanya hari pembalasan (kiamat-->surga/neraka). Shalat benar-benar bisa mencegah perbuatan keji dan munkar bagi orang yang mau mempelajari makna dan tujuan sesungguhnya dari shalat, bukan asal melaksanakan shalat.(mengingat Allah=menjauhi larangannya + Menjalankan perintahnya X Ilmu). sesungguhnya orang-orang yang berilmu memiliki kedudukan yang lebih tinggi beberapa tingkat.
ReplyDeletehaha.. pemikiran yang dangkal. janganlah meniru keburukan orang. tirulah kebaikannya..
ReplyDeletehaha.. pemikiran yang dangkal. janganlah meniru keburukan orang. tirulah kebaikannya..
ReplyDeleteya ndak apa2, mau sholat boleh, ndak juga gak masalah. yg pasti, urusan ibadah itu yg bisa menilai cm Allah.yg bisa memberi pahala ataupun dosa cuma Allah.Manusia tidak ada yg berhak menilai. Manusia hanya sebatas 'tafsir' ketika melihat sebuah perbuatan manusia.. sedikit saya beri perumpamaan, sebuah pisau. Pisau bisa untuk melukai/membunuh, bisa juga jadi alat untuk memasak,sehingga menjadikan masakan yg lezat,yg bs dinikmati dirinya sendiri dan semua orang (manfaat baik). Pisau jika tidak digunakan akan netral,tidak jg untuk kebaikan ataupun kemungkaran (baik untuk dirinya dan org lain). Pisau hanya tools/alat,yg kalau dipakai dengan benar,akan memberi manfaat pd manusia.Demikian jg dengan sholat, adalah tools yg 'wajib' dipergunakan untuk seorang muslim dan tools yg wajib dipakai untuk segala level. dan bahwa seorang muslim tersebut berbuat keji dan mungkar, yg salah bukan sholatnya, yg salah adalah pelaku sholatnya (manusianya). ustad,kyai,pejabat,tokoh2 muslim,ini hanyalah sebutannya saja.yg menyandang sebutan ustad,kyai,pejabat dsb tetaplah seorang manusia,tidak ada beda dengan bentuk manusia yg lain..terlalu berlebihan rasanya kalo kita memandang seorang ustad,kyai,pejabat muslim dsb adalah manusia yg pasti selalu benar.seperti halnya kita memandang seorang koki, sudah pasti pandai memakai pisau dan membuat makan yg enak, itu juga belom tentu. bahkan kita tidak pernah menganggap seorang koki bisa jadi pembunuh dengan pisaunya..boleh jadi, orang yg kita anggap biasa2 saja,malah lebih terampil memakai pisau dan mampu membuat makanan enak. Jikalau sebuah pisau itu bermanfaat, yg menjadikan manfaat adalah manusianya, jikalau pisau tersebut membuat celaka,yg menjadikan celaka juga bukan pisaunya,tapi manusianya. demikian kira2 yg bisa saya sampaikan
ReplyDeleteIni baru jawaban yang saya tunggu-tunggu :)
DeleteSedikit lucu ketika mas denger nulis
ReplyDeleteSaya : "Saya percaya jika kita diperintahkan sholat oleh Allah, tapi saya tidak percaya bahwa tata cara sholat kita itu adalah ajaran Rasulullah"
Anda perlu mempelajari bagaimana ilmu klasifikasi hadist dibuat ketika pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Aziz, kemudian mencari tahu bagaimana susahnya Imam Bukhari mengumpulkan satu hadist yang shahih, yg sanadnya bersambung kepada Rasulullah, jadi Anda bisa berpikir dua kali sebelum membuat statement seperti itu.
Dan harusnya klo mas konsisten sama statement, anda harus ragu dengan quran, karena itu adalah hasil usaha khalifah usman, jaraknya jauh setelah Nabi wafat, bagaimana bisa anda bisa percaya juga?
Dan secara logika, mengenai sandal, bagaimana anda bisa membuat kesimpulan dari kriteria sampel yg tidak memenuhi syarat, mahasiswa semester akhir pasti tahu itu. Sehingga anda membuat justifikasi yg tidak bisa diterima semua orang karena metode yg anda gunakan untuk menyimpulkan, maaf ngawur
Seharusnya klo anda mengaku sudah dewasa dan tidak menggunakan celah dalil sebagai alasan, Anda harusnya lebih hati-hati, sembari terus mencari, saya percaya orang yg tidak bodoh akan membuat kesimpulan suatu masalah dari sudut pandang yang luas, bukan dari ego sempit, sehingga menghindari ada orang yg bilang mas dente dangkal
Salam
Kalau anda belum tahu apa itu shalat yang sebenarnya jangan asal komentar. Yang dikerjakan oleh orang yang mengaku Muslim kebanyakan adalah cuma "mengerjakan rukun shalat" bukan "mendirikan shalat". Beda shalat beda rukun shalat. Beda Iman beda rukun iman, beda Islam beda rukun Islam Takbir sampai salam yang anda kerjakan selama ini, itu baru rukun shalat bukan shalat. Padahal perintahnya "Aqimisshalah li dzikri" artinya "dirikan shalat untuk mengingatku" bukan "dirikan rukun shalat" olehnya itu shalat mereka tidak mencegah keji dan mungkar. Apakah anda tahu juga apa itu keji dan apa itu mungkar?.....
ReplyDelete