Dewasa ini, dengan segala suka dan dukanya, kita hidup dalam dunia yang condong tidak melihat dorongan untuk mewujudkan kehidupan tak terbatas, kesadaran, dan kebahagiaan sebagai daya pendorong utama.
Namun, suatu zat diri ekspansif yang tidak disertai harapan untuk menjadi "Ilahi tanpa batas" tidak menjanjikan keabadian pribadi, Tuhan Maha Kuasa untuk mengasihi kita selamanya, kesempatan bersatu kembali dengan orang-orang yang kita kasihi yang sudah meninggal, atau kemuliaan apapun selain bekerja untuk mengasihi sesama manusia selama umur kehidupan kita yang singkat. Entah karena keserakahan atau dorongan bawaan untuk mencapai "ketidak terbatasan", kebanyakan orang tidak puas untuk hidup bagi semua umat manusia sementara kematian hanya menjamin "kekosongan abadi". Dengan mati-matian menginginkan pembebasan dari keterbatasan dan kefanaan, mereka mencari janji2 surga kekal, reinkarnasi, atau pencerahan untuk memotivasi mereka secara emosional dan spiritual. Untuk memenuhi keinginan ini, banyak orang "mengadopsi" kepercayaan keagamaan. Namun, "andai pun" pahala masa depan agama itu "nyata", KERINDUAN MANUSIA UNTUK MENCAPAI KEABADIAN DAN KETAKTERBATASAN TETAP TIDAK TERPENUHI, SEKARANG DAN DISINI. Alhasil, orang yang menghubungkan diri dengan suatu agama ataupun yang tidak, akan terus mencari keabadian dalam banyak cara; dari pendekatan2 yang cukup baik yang tidak mendatangkan manfaat buat orang lain, seperti pemulihan masa muda melalui cara2 kosmetik, sampai ke yang lebih merusak yang membahayakan orang lain seperti: dominasi politik dan ekonomi.

0 comment:

Post a Comment

Blog ini tidak memiliki "rel nofollow", silahkan gunakan fasilitas ini dengan bijak. Dengan tidak adanya moderasi komentar, diharapkan untuk berkomentar dengan baik. Hendaklah tidak menulis kata-kata yang berbau pornografi dan SARA. Saya berhak menghapus komentar yang melanggar segala ketentuan saya diatas, harap maklum dan Terima Kasih

 
Top