Pertanyaan "Apakah Tuhan Itu ?" telah membuat pusing umat manusia selama berabad-abad dan akan terus menantang pemahaman logis selama kita kita hidup dengan konsep bahwa diatas sana ada suatu surga tempat Tuhan duduk menghakimi umat manusia dan menghukum orang yang telah bertindak tidak benar. Pemikir-pemikir terkemuka sepanjang sejarah telah berusaha menemukan jawaban logis terhadap pertanyaan yang sulit dan tidak menyenangkan ini, dengan hasil hanya sedikit. Disisi lain, sang Budha, melakukan tapasya di bawah sebatang pohon bodhi dan seperti beberapa orang lainnya, menemukan bahwa Tuhan ada disetiap insan dalam bentuk cinta kasih, bela rasa, pengertian, dan sifat2 positif lainnya yang mampu dimiliki manusia tetapi seringkali di tekan olehnya. Tampaknya, daripada kita mencoba menegaskan logika ketat atau menempatkan suatu citra solid pada konsep kita tentang Tuhan, kita harus mengikuti teladan mereka dan mengerahkan energi yang lebih besar untuk secara intuitif memahami makna Tuhan. Karena identitas Tuhan tidak dapat dipahami dan filsafat yang mengitari kuasa ini sangat tidak dapat dimengerti, pemimpin keagamaan dari berbagai kepercayaan mendefinisikan Tuhan dalam cara-cara yang menimbulkan lebih banyak pertanyaan ketimbang yang mereka dapat jawab. Penjelasan termudah dan paling diterima adalah dengan melihat Tuhan dalam rupa orang2 yang "dipandang" sebagai utusan Tuhan. Diantara orang Yahudi, Musa dan nabi2 Ibrani; diantara orang Kristen, Yesus; diantara Muslim, Muhammad; diantara orang hindu, Krisna; dan diantara Buddhis, Gautama.

Gagasan umum yang mempersatukan semua kehidupan banyak utusan Tuhan adalah cinta, bela rasa, pengertian, komitmen, dan hormat serta penghargaan kepada semua mahluk hidup. Karena itu, dapat diasumsikan bahwa dengan memperlihatkan sifat2 ini mereka menunjukan kepada umat manusia lainnya cara kita seharusnya hidup sebagaimana diharapkan sang Pencipta kita.

1 comment:

  1. Haha, bagian Buddha-nya sok tahu. Dalam Buddha gak ada namanya Tuhan. Buddha itu lebih mirip way of life daripada agama... lain kali klo mw bikin artikel baca2 literaturnya dlu. Jangan cm ngaco pake persepsi2 lo sendiri.

    ReplyDelete

Blog ini tidak memiliki "rel nofollow", silahkan gunakan fasilitas ini dengan bijak. Dengan tidak adanya moderasi komentar, diharapkan untuk berkomentar dengan baik. Hendaklah tidak menulis kata-kata yang berbau pornografi dan SARA. Saya berhak menghapus komentar yang melanggar segala ketentuan saya diatas, harap maklum dan Terima Kasih

 
Top